In family health tips

Duluan Mana ? Tumbuh Gigi, Jalan atau Bicara ?


"Eh si adek sudah pinter jalan? kalo udah bisa jalan, nanti ngomongnya belakangan."

"Anaknya sudah tumbuh gigi bu? Nanti jalannya telat lho."

Pernah digituin ga buibu? Saya c pernah. Percaya ga bu sama statement diatas?

Saya pernah percaya karena memang umumnya yang saya temui di lingkungan sekitar saya ya seperti itu. Lalu setelah punya anak sendiri gimana? Jujur ya, rasanya sebel kalo denger ada yang komentar gitu. Nah lho, setelah ngerasain sendiri, baru deh sadar 😂 maapkeun 🙏

Secara umum, perkembangan anak terbagi dalam beberapa bagian antara lain perkembangan bahasa, psikososial dan motorik. Perkembangan motorik terbagi dalam motorik kasar dan halus. Termasuk motorik kasar antara lain duduk, berdiri dan berjalan. See? Jalan dan bicara adalah dua tahap perkembangan yang berbeda.


Masing-masing berasal dari garis perkembangan berbeda dan punya tenggang waktu sendiri-sendiri, yaitu kapan paling cepat dan kapan paling lambat. Jika melewati waktu yang dianggap normal dan anak belum bisa bicara atau berjalan, berarti ada masalah.


Kapan Anak Mulai Bicara?

Bayi ketika baru lahir sampai usia 4 bulan hanya mengandalkan tangisan untuk berkomunikasi dengan orangtuanya. Tangisan bayi bisa menjadi pertanda bahwa ia sedang lapar, sakit ataupun karena kondisi yang tidak nyaman, seperti popoknya penuh.  Namun, tidak lama lagi, Si Kecil akan mulai bisa memainkan lidah, bibir, dan langit-langit mulutnya untuk membuat suara kecapan atau degukan. 

Memasuki usia 4-6 bulan, bayi akan mulai bisa berceloteh. Ketika berusia 6 bulan, Si Kecil mulai bisa menggabungkan huruf konsonan dan huruf vokal, seperti mengucapkan “Da”, “Ma”, “Pa”, dan “Na”. Di usia ini, si kecil mulai mengingat kata-kata sederhana yang sering ia dengar, misalnya kata “Mama”, “Papa”, “Hai” dan lain-lain. 

Di usia 7 bulan, bayi akan mulai mengucapkan satu suku kata seperti “Ma”, “Pa”, “Da” dan mengucapkannya secara berulang-ulang, seperti “Mamama”. Hal ini akan terus berlangsung sampai usianya mencapai 10 bulan. Tidak lama setelah tahap ini, Si Kecil baru dapat mengucapkan kata-kata yang sesungguhnya, seperti “Mama”, “Papa”, “Dada”. 

Sekitar usia 13-18 bulan ia mampu mengeluarkan kata pertamanya. Ia mulai paham kalimat sederhana seperti "Ayo kesini". Begitu juga dengan perintah sederhana seperti "Adek ambilin bola" dan mengerti lebih banyak kata dibanding yang bisa ia ucapkan.

Biasanya bayi mengalami “ledakan bahasa” di usia 19-20 bulan. Ledakan kata ini kadang diikuti dengan fase menggabungkan kata, seperti bertanya “apa itu” menjadi “patu” yang kadang bisa jadi sangat mirip dengan saat ia mengucapkan “sepatu”. 

Untuk menstimulasi kemampuan bicara ini, orang tua harus rajin mengajaknya bicara, entah sambil bercanda kala menyusui atau di kesempatan lainnya. Bisa juga dengan membacakan buku, bercerita atau menyanyikan lagu anak dengan kalimat yang sederhana dan mudah diingat.

Waspadalah jika si kecil tidak mengoceh sampai usia 9 bulan. Tidak bisa memahani kalimat sederhana atau hanya bicara dengan satu kata saja. Segera konsultasikan dengan dokter untuk mengantisipasi terjadinya speech delay.


Bagaimana dengan perkembangan bahasa Arsa?

Secara umum, perkembangan bahasa Arsa masuk kategori normal sesuai usianya. Kata pertama yang jelas terucap dari bibirnya adalah "embah" pada usia 9 bulan. Ngga heran c karena sehari-hari dia lebih sering bersama dengan mbahnya. Dan baru bisa manggil "bu" di usia 13 bulan 😑

Di usia sekarang (17 bulan) sudah banyak perbendaharaan kata yang dimiliki. Sudah bisa menyebutkan nama-nama orang yang dia dikenal selain ayah, ibu dan mbahnya, seperti "adeia" untuk Adelia, "tate ya" untuk Tante Ulya, "aa nda" untuk Aa Indra, "ning" untuk Bening. Beberapa kata benda seperti "bis", "iwak", "mendoan" dan masih banyak lainnya. Dia juga sudah bisa merangkai 1 kalimat SPO utuh dengan jelas, seperti "Ibu, Asa mau enen" atau "Asa mau maem mendoan". Dan selalu bertanya "apa ni?", "apa tu?" yang umumnya dicapai saat anak berusia 18 bulan ke atas. Dan sudah bisa manggil "IBU" 😍😍😍 melting banget deh

Kapan Anak Mulai Berjalan?

Berjalan merupakan rangkaian dari perkembangan motorik kasar pada anak. Setelah bisa duduk, merangkak dan mampu mengangkat dirinya dengan bantuan orang atau perabot di sekitarnya selanjutnya anak akan belajar berjalan.

Bayi bisa berjalan dengan bantuan atau ditatih saat dia mampu mengangkat dirinya sendiri saat usia 8-9 bulan. Ibu bisa menstimulasi dengan terus menatih si kecil. Semakin dia terbiasa menapakkan kakinya, maka semakin cepat pula dia bisa berjalan. Pada usia tersebut, si kecil juga mulai bisa berjalan dengan cara merambat pada tembok atau kursi.

Jika si kecil sudah bisa berdiri tanpa bantuan, berarti dia sudah memiliki keseimbangan yang bisa menjadi bekalnya untuk berjalan. Untuk bisa melangkah lebih banyak, diperlukan keberanian dari si kecil. Oleh sebab itu, seringkali si kecil sudah bisa melangkahkan kakinya 1-2 langkah kemudian dia kembali merangkak. Ini merupakan hal yang wajar, nantinya lama kelamaan anak akan mulai terbiasa dan berani melangkah lebih jauh. Umumnya bayi mulai bisa berjalan pada usia 12-18 bulan.

Sebagian orangtua mungkin ada yang tidak sabar ingin anaknya bisa berjalan dengan cepat dan akhirnya menggunakan baby walker untuk melatih anak berjalan. Sebaiknya hindari hal ini karena menurut beberapa artikel, baby walker bisa menghambat pertumbuhan otot-otot kakinya. Selain itu juga berbahaya karena bisa bergerak tanpa kendali dan bisa menabrak atau terjungkal 😱😱

Hindari pula pemakaian sepatu pada anak yang belum bisa berjalan. Berjalan dengan kaki telanjang bisa membantunya meraih keseimbangan dan koordinasi.

Sebagai orang tua, Anda boleh cemas ketika si kecil belum bisa berdiri saat berusia satu tahun atau bahkan tidak mampu berjalan saat sudah menginjak usia dua tahun. Konsultasikan kepada dokter spesialis anak untuk mendapat evaluasi tumbuh kembang bayi yang saksama.

 Bagaimana dengan motorik kasar Arsa?

Bayi sudah mulai bisa duduk sendiri tanpa bantuan pada usia 4-7 bulan. Kemampuannya itu bisa memperkuat otot-ototnya yang dapat mendukungnya ketika dia belajar untuk berdiri. Arsa bisa duduk sendiri tanpa bantuan mulai usia 7 bulan, mepet bgt ya sampe sampe saya sempet worry lho 😅

Di rentang usia antara 7-10 bulan, bayi akan mulai merangkak. Perkembangan bayi ini sangat penting karena bisa melatihnya menggerakkan lengan dan kaki pada waktu yang bersamaan. Ada pula sebagian bayi yang merangkak menggunakan perutnya. Arsa termasuk yang merangkak menggunakan perutnya alias nglangsur dan melewati fase merangkak menggunakan kedua tangan dan kakinya. Tidak benar-benar melewati c, hanya sebentar saja di usia 11 bulan. Lagi-lagi saya dibuat deg-degan 😒 Meskipun Arsa sudah belajar dan lancar ditatih sejak usia 8 bulan.

Barulah di usia 12 bulan ia belajar merambat yang mana sebenarnya bisa dicapai saat anak usia 9 bulan. Khawatir bu? Iya. Tapi belum sampai tahap yang panic karena saya percaya setiap anak punya timingnya sendiri-sendiri. 2 minggu kemudian, di usia 1 tahun 2 minggu, Arsa bisa melakukan first step dan kemudian selang 1 minggu langsung bisa berjalan dengan lancar. Dan sekarang (17 bulan) sudah lari kesana kemari, yang kalo kata orangtua "semrintil".

Tentang Pertumbuhan Gigi Pada Bayi

Sama halnya dengan kemampuan berbicara dan berjalan, fase pertumbuhan gigi bayi memiliki tonggak tersendiri. Dimulai saat bayi berada dalam kandungan, sekitar usia kehamilan 4 minggu. Setelah lahir, gigi susu mulai muncul pada saat si kecil berusia sekitar 6-7 bulan.

Meski begitu, erupsi atau kemunculan gigi pertama ini berbeda-beda pada setiap bayi. Ada yang baru tumbuh setelah berusia satu tahun, tapi ada juga yang bahkan pada bulan-bulan pertama kelahirannya gigi ini sudah muncul, istilahnya gigi neonatal. Jadi ibu tidak perlu bingung ketika bayi baru lahir sudah ada giginya atau sampai usia 6 bulan belum muncul giginya.

Umumnya, gigi susu pertama yang muncul berjumlah 1—2 gigi. Namun, letak kemunculannya tidak tentu, bisa di bagian depan atas atau bawah rahangnya dengan letak di tengah-tengah. Selanjutnya, gigi akan tumbuh di bagian kiri dan kanan gigi pertamanya. Kemudian, gigi geraham akan tumbuh ketika si kecil berusia 1—2 tahunan.

 Bagaimana dengan pertumbuhan gigi Arsa?

Gigi susu Arsa mulai muncul di usia 3 bulan, 2 di depan bawah. Setelah itu berselang agak lama sampai ke kemunculan gigi berikutnya di usia sekitar 10 bulan. Dan sekarang (17 bulan) giginya sudah ada 12 buah, tapi yang depan bawah masih ajeg aja dua 😂

Jadi, Mana Yang Lebih Dulu? Tumbuh Gigi, Bicara atau Jalan?

Ketiganya berada pada kelompok perkembangan yang berbeda. Masing-masing kelompok memiliki rentang waktu perkembangan sendiri-sendiri. Sehingga tidak bisa disimpulkan bahwa jika anak bisa berjalan lebih dulu maka kemampuan bicaranya terlambat. Bisa jadi keduanya berlangsung berdekatan. Jadi tidak bisa dibandingkan mana yang lebih dulu, tumbuh gigi, jalan atau bicara.

Ketiganya bisa berjalan beriringan dengan stimulasi yang tepat. Jika hanya salah satu yang distimulasi, ya wajar jika lainnya terlambat. Misal si kecil hanya diajak belajar berjalan tanpa dibarengi stimulasi bicara, bisa saja akhirnya si kecil lancar berjalan lebih dahulu dan kemampuan bicaranya belakangan.

Jika mau semuanya berbarengan, kuncinya dengan memberikan stimulasi yang tepat secara terus menerus, jangan bosan apalagi capek. Qodarulloh, kemampuan berjalan, bicara dan pertumbuhan gigi Arsa berjalan berdampingan. Namun kembali lagi, perkembangan setiap anak berbeda tidak bisa disamakan, tergantung kemampuan masing-masing anak juga. Bisa jadi dengan stimulasi yang sama pada anak dengan usia yang sama, hasilnya mungkin berbeda.

Salah satu cara untuk mengetahui apakah tumbuh kembang buah hati sesuai usianya atau tidak adalah dengan menggunakan Kuesioner Pra Skrining Perkembangan (KPSP). Formulir KPSP adalah alat/instrumen yang digunakan untuk mengetahui perkembangan anak normal atau ada  penyimpangan.

Formulir ini terdiri dari beberapa pertanyaan, sesuai dengan usia anak. Interpretasi hasil jawaban KPSP menjadi gambaran apakah kemampuan anak berkembang sesuai dengan usianya atau meragukan. Jika masih meragukan, maka perlu dilakukan stimulus untuk mengejar ketertinggalan tersebut untuk kemudian dievaluasi kembali secara rutin.

Jadi kalo ada yang bilang "tumbuh gigi duluan maka jalannya atau ngomongnya belakangan", itu cuman mitos ya buibu

Salam hangat,





Referensi :
https://id.theasianparent.com/perkembangan-bahasa-bayi-0-3-tahun/
https://www.halodoc.com/blog/ketahui-tahapan-perkembangan-bahasa-pada-bayi
https://www.alodokter.com/perkembangan-bayi-kapan-si-kecil-mulai-berjalan
http://nakita.grid.id/read/027539/fase-pertumbuhan-gigi-bayi
https://tumbuhkembang.info/alat/kuesioner-pra-skrining-perkembangan-kpsp/comment-page-1/




Read More

Share Tweet Pin It +1

1 Comments

In health teknologi

CARA MUDAH PINDAH FASKES TINGKAT I BPJS KESEHATAN


Faskes Tingkat 1 BPJS adalah fasilitas kesehatan -seperti Puskesmas, Klinik dan Dokter pribadi yang sudah bekerjasama dengan BPJS Kesehatan- yang harus dikunjungi pertama kali ketika ingin berobat menggunakan layanan BPJS Kesehatan. Faskes tingkat 1 dipilih saat pertama kali mendaftar sebagai peserta BPJS Kesehatan

Ada kalanya peserta BPJS ingin pindah Faskes tingkat 1, entah itu karena pindah domisili tempat tinggal, domisili kerja, tidak puas dengan pelayanan atau fasilitas Faskes tingkat 1 sebelumnya dan lain sebagainya.

Pertama kali mendaftar sebagai peserta BPJS Kesehatan (kala itu namanya masih Askes), saya memilih Faskes tingkat 1 di Puskesmas Cilacap Selatan I yang dekat dengan rumah kost. Setelah sekarang tinggal di wilayah Cilacap Tengah, saya merasa kerepotan jika akan berobat dengan fasilitas BPJS karena lumayan jauh dari Puskesmas Faskes 1 pilihan saya. Alhasil, saya sering mendaftar sebagai Pasien Umum saat berobat di Puskesmas terdekat dengan rumah saya sekarang. Setelah sekian lama akhirnya saya memutuskan untuk pindah Faskes tingkat 1.

Dulu pindah Faskes tingkat 1 hanya bisa dilakukan dengan datang langsung ke kantor cabang BPJS terdekat dengan membawa berkas persyaratan yaitu Kartu Peserta BPJS, Fotocopy KTP, KK dan Form Perubahan Data. Bagi saya ini cukup merepotkan karena lumayan menyita waktu untuk antri dsb. Ini pernah saya alami sewaktu mengganti Faskes tingat 1 Mbahnya Arsa, karena kesalahan waktu pemilihan Faskes tingkat 1 di awal pendaftaran 🙈

Jadi kemarin udah yang merasa males banget mau ngurus pindah Faskes 😁 Eh, nyatater sekarang ada fasilitas dari BPJS Kesehatan untuk pindah Faskes tanpa antri, tanpa remfong, dengan menggunakan Aplikasi MOBILE JKN. Hoorrraayyyy 👏👏👏 Sumpeh ini membantu banget buat mamak-mamak pemalas macam saya.

Cara Pindah Faskes Secara Online dengan Aplikasi Mobile JKN


1.  Download aplikasi Mobile JKN di Google Play Store, kemudian install pada smartphone anda 


2. Registrasi di Aplikasi Mobile JKN

Buka aplikasi Mobile JKN dan lakukan registrasi dengan memasukkan data : Nomor Kartu Peserta BPJS Kesehatan, Nomor Induk Kependudukan (KTP), tanggal lahir, nama ibu kandung, alamat e-mail, nomor HP dan Password.

Setelah semua data terisi, masukkan kode verifikasi yang dikirim ke e-mail atau nomor HP anda. kemudian login dengan menggunakan Nomor Peserta BPJS atau e-mail anda dan password yang anda buat sebelumnya.

3. Ubah Faskes Tingkat 1

Pada menu utama, pilih "Ubah Data Peserta"




Setelah itu pilih anggota keluarga yang akan dipindah Faskes tingkat 1


Pada kolom "Faskes 1" pilih Faskes 1 (Puskesmas/ Klinik/ Dokter) pengganti



Pilih nama Provinsi, Kota/ Kabupaten dan Fasilitas Kesehatan yang baru, kemudian klik "Simpan"






Jika muncul peringatan berikut :



artinya Faskes tersebut sudah penuh, anda bisa memilih Faskes tersebut dengan resiko antrian penuh atau bisa juga memilih faskes lainnya.

Tekan tombol Tidak, jika tetap ingin memilih faskes tersebut, atau tekan tombol Ya untuk memilih lagi faskes terdekat lainnya.

Jika Faskes sudah dipilih, maka aplikasi akan mengirim kode verifikasi ke e-mail atau nomor HP anda yang sesuai dengan nomor HP pada saat registrasi mobile JKN. Masukkan kode verifikasi tersebut.

4. Kartu e-ID BPJS Kesehatan

Setelah proses verifikasi selesai, maka pengajuan pindah Faskes tingkat 1 anda akan aktif secara online per tanggal 1 bulan berikutnya.

Jika akan berobat, anda bisa menunjukkan softcopy Kartu Peserta BPJS Kesehatan (e-ID) ke Faskes tingkat 1 yang baru.



Pemegang e-ID tidak dikenakan kewajiban untuk mengganti e-ID dengan kartu BPJS Kesehatan (informasi ini tercantum di e-mail e-ID dan informasi dari petugas di kantor BPJS Kesehatan). Namun apabila ingin mencetak kartu BPJS Kesehatan dengan Faskes Tingkat 1 yang baru :
Pada menu utama, pilih "Kartu Peserta"  dan kirim e-ID tersebut ke e-mail anda, kemudian download dan bisa dicetak sendiri dengan kertas biasa.

5. Catatan

Yang perlu diperhatikan saat perubahan data Faskes adalah :
-  Pindah Faskes tingkat 1 hanya dapat dilakukan ketika usia kepesertaan anda minimal sudah 3 bulan sejak pendaftaran awal sebagai peserta BPJS Kesehatan. Atau usia dari pindah Faskes sebelumnya sudah 3 bulan. Artinya pindah Faskes hanya bisa dilakukan setiap 3 bulan sekali. Kurang dari itu, akan ditolak oleh sistem.


-  Setelah peserta melakukan pindah Faskes secara  Online, maka Faskes yang baru akan berlaku dan bisa digunakan  pada tanggal 1 di bulan berikutnya. Sebelum Faskes baru berlaku, peserta tetap bisa menggunakan layanan pada Faskes yang lama.

Selain untuk perubahan data Faskes, aplikasi Mobile JKN ini juga bisa digunakan untuk melihat jumlah tagihan, informasi pembayaran, riwayat pelayanan, skrining kesehatan, informasi seputar layanan JKN, pengaduan keluhan/ pertanyaan, dan lain-lain.

Demikian langkah-langkah untuk pindah Faskes tingkat 1 BPJS Kesehatan secara online. Semoga membantu 😊


Salam hangat,

Read More

Share Tweet Pin It +1

0 Comments

Diberdayakan oleh Blogger.